Sabtu, 01 Oktober 2011

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA SEMARANAG

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA SEMARANAG
1.      LAPORAN OPERASIONAL
Ø  Dari data yang ada diketahui jumlah PAD Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2008 sebesar Rp. 251.171.579.641 kemudian pada tahun 2009 sebesar Rp. 315.344.872.625
Jadi PAD Pemerintah Kota Semarang mengalami peningkatan sebesar Rp. 64.173.292.984 dapat dikatakan
  1. bahwa Pemerintah Kota Semarang berhasil dalam meningkatkan PAD.
Terutama di pendapatan asli daerah lainnya yaitu pada tahun 2008 sebesar Rp. 34.271.428.583 pada tahun 2009 sebesar Rp 86.198.853.182
jadi pendapatan asli daerah lainnya mengalami peningkatan sebesar Rp 51.927.424.599
Ø  Dari data yang ada diketahui jumlah Pendapatan Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2008 sebesar Rp. 1.343.295.606.072 kemudian pada tahun 2009 sebesar Rp. 1.550.426.895.024
Jadi Pendapatan Pemerintah Kota Semarang mengalami peningkatan sebesar Rp. 207.131.288.952 dapat dikatan Pemerintah Kota Semarang berhasil meningkatkan Pendapatan.

Ø  Dari data yang ada diketahui jumlah Beban Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2008 sebesar Rp. 1.348.503.461.705 kemudian pada tahun 2009 sebesar Rp. 1.387.235.762.757
Jadi Beban Pemerintah Kota Semarang mengalami peningkatan sebesar Rp. 38.732.265.032 dan dapat dikatankan bahwa Pemerintah Kota Semarang belum bisa mengurangi beban kota tersebut.

Ø  Dari data yang ada diketahui Pemerintah Kota Semarang mengalami surplus atau devisit dapat dilihat pada tahun 2008 sebesar Rp. 5.207.855.633 kemudian pada tahun 2009 sebesar Rp. 163.191.166.267
Jadi dapat diketahui Pemerintah Kota Semarang mengalami kenaikan surplus atau devisit sebesar Rp. 168.399.023.900

2.      NERACA
Ø  Dari data diatas diketahui Aset Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2008 sebesar Rp. 5.438.328.438.918 kemudian pada tahun 2009 sebesar Rp. 5.129.077.491.271
Jadi aset Pemerintah Kota Semarang mengalami penurunan atau melakukan penghematan sebesar Rp. 309.250.947.647
Terjadinya penurunan dikarenakan ada Aset yang mengalami penurunan yang cukup besar yaitu Rp 382.529.859.992 dari Rp 5.016.007.881.878 pada tahun 2008 menjadi Rp 4.633.478.021.886 pada tahun 2009 terjadi  pada Aset Tetap.
Ø  Kewajiban Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2008 Rp. 17.338.540.765 kemudian pada tahun 2009 Rp. 20.529.68.339
Jadi kewajiban Pemerintah Kota Semarang mengalami kenaikan pada tahun 2009 sebesar Rp. 6.065.000.599 karena akibat kewajiban masa lalu sehingga mengalami lonjakan dana pada masa kini.

Ø  Ekuitas Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2008 sebesar Rp. 5.420.989.898.153 kemudian pada tahun 2009 sebesar Rp. 5.108.547.808.932
Jadi ekuitas Pemerintah Kota Semarang melamai penuruna sebesar Rp. 312.442.089.221 dari tahun 2008 ketahun 2009.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa neraca Pemerintah Kota Semarang sudah sesuai dengan pelaporan neraca, karena sudah terdiri dari beberapa komponen yaitu :
ü  Aset
ü  Kewajiban
ü  Ekuitas

Ø  Rasio likuiditas mengukur kemampuan pemerintah daerah untuk membayar utang(kewajiban)jangka pendeknya. Rasio ini bisa diukur dengan rasio lancar dan rasio kas(terhadap utang jangka pendek).
Rasio lancar = (aktiva lancar – persediaan) : utang jk. Pendek
                   =(405.327.997.038-17.735.834.781):11.315.329.191
                   =387592162257: 11.315.329.191
                   =34,25
Rasio lancar ini menunjukkan perbandingan antara aktiva lancar(diluar persediaan)dengan utang jangka pendek yang besarnya adalah 34,25:1.Hal ini berarti untuk setiap Rp.1 utang,pemda mempunyai Rp 34,25 aktiva sangat lancar.kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan pemda sangat likuid
Rasio kas = kas dan setara kas : utang jk. Pendek
                = 16.409.422.330:11.315.329.191
                = 1,45
Ø  Kesimpulan : Rasio kas ini menunjukkan perbandingan yang lebih likuid dari rasio lancar,dalam hal ini perbandingan antara kas dengan utang jangka pendek adalah 1,45;1.Hal ini berarti untuk setiap Rp.1 utang,pemerintah daerah mempunyai Rp.1,45 kas adan setara kas.Kondisi keuangan pemerintah daerah sangat liquid.Artinya tanpa harus menunggu ditagihnya piutang pajak,pemda harus melunasi utang jangka pendek tersebut pada saat ini.

3.      LAPORAN ARUS KAS

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasional, investasi aset non-keuangan, pembiayaan, dan transaksi non-anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah daerah selama periode tertentu.         

Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan
dan pengeluaran kas, yang masing-masing didefinisikan sebagai berikut:

a.       Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Daerah.
b.      Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum Daerah.

Ø  Jumlah arus kas belum sesuai dengan aktivitas operasi,karena rumusnya adalah arus kas dari aktivitas operasi = jumlah pendapatan daerah-penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan
Rp.1.538.490.537.516= Rp.1.550.426.895.024-Rp.0

Tidak ada komentar: